Kue Apem, Simbol Ampunan dan Pertolongan

07 Februari 2020
Mizwaruddin
Dibaca 618 Kali
Kue Apem, Simbol Ampunan dan Pertolongan

Apam atau apem (dikenal juga dengan appam di negeri asalnya India) adalah makanan yang terbuat dari tepung beras yang didiamkan semalam dengan mencampurkan telur, santan, gula dan tape serta sedikit garam kemudian dibakar atau dikukus. Cita rasa kue apem ini adalah manis dan empuk. 

Di Desa Mutih Kulon kue apem biasanya dijadikan sebagai salah satu isi berkatan dalam acara selamatan atau kenduren. Bukan tanpa makna, istilah apem sebenarnya berasal dari bahasa Arab, afuan/ afuwwun, yang berarti ampunan. Jadi, dalam filosofi Jawa, kue ini merupakan simbol permohonan ampun atas berbagai kesalahan.

Selain sebagai simbol ampunan, kue apem bagi warga Desa Mutih Kulon juga menjadi simbol pertolongan bagi arwah para leluhur atau ahli kubur. Kue apem yang bentuknya menyerupai caping dipercaya besok di padang mahsyar akan menjadi pelindung dari panasnya sinar matahari. Oleh sebab itu, kue apem selalu dijumpai dalam berkatan selamatan, khususnya selamatan yang berkaitan dengan acara kematian, seperti mitong dino, matang puluh, nyatus, mendak, nyewu, dan haul.

Apabila ditarik mundur dari sejarah, kue apem dibawa oleh Ki Ageng Gribik atau Sunan Geseng, murid Sunan Kalijaga, yang waktu itu baru pulang ibadah haji. Beliau melihat banyak penduduk Desa Jatinom- daerah Klaten- kelaparan.  Namun karena terlalu sedikit, kue apem ini dibuat ulang oleh istrinya. Setelah jadi, kue apem tersebut kemudian disebarkan kepada penduduk yang kelaparan sambil mengajak mereka mengucapkan lafal dzikir Qowiyyu (Allah Maha Kuat). Para penduduk itu pun menjadi kenyang.

Referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Apam