RSI NU Demak Bersalawat dalam Rangka Harlah RSI NU Demak ke-28 dan Harlah NU ke-94

Demak | Jumat, (31/1/2020) RSI NU Demak melaksanakanan kegiatan RSI NU Demak Bersalawat dalam rangka Perayaan HUT RSI NU ke-28 sekaligus HUT NU ke-94 di Lingkungan RSI NU Demak. Kegiatan maulid tersebut dipimpin oleh Habib Rifqi Al Aidid dari Solo dan turut dihadiri oleh Ketua Pengurus Besar NU Prof. Dr. Muhammad Nuh, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, dan para masyayih Demak.

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin meminta pelayanan di RSI NU untuk masyarakat dari berbagai kalangan harus terus ditingkatkan. Termasuk memberikan pelayanan terbaik bagi para kiai, karena para kiai mengajarkan bagaimana manusia di bermacam bidang usaha wajib menjaga integritas.

"SDM generasi muda NU dituntut berfikir maju, memiliki pengetahuan dan kemampuan syiar Islam tidak hanya di dunia nyata tetapi juga di dunia maya. Meskipun mengikuti moderisasi, tapi waga NU tidak meninggalkan tradisi. Tradisi NU tidak perrnah luntur, karena NU selalu nggondeli tradisi lama. Hal uang kurang baik diperbaiki, sedangkan yang sudah baik ditingkatkan," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar NU Muhammad Nuh menjelaskan, persaingan dalam dunia usaha sudah berubah. Dahulu monopololi, kemudian kompetisi yaitu siapa yang bersaing dengan baik akan menang, lalu berkembang menjadi kolaborasi dan bersinergi, dan sekarang bergeser menjadi ekosistem atau membuka berbagai jenis unit usaha. 

"Siapa tidak memiliki ekosistem yang kuat maka akan bablas. Bergeseran mulai monopoli hinggga ekosistem itu bukan yang kuat yang akan bertahan, ataupun bukan pula yang paling pintar tetapi siapapun yang mampu melakukan perubahan," terangnya.

Dalam gelaran RSI NU Demak Bersalawat itu juga dilaksanakanan penandatanganan kerja sama antara RSI NU Demak dengan Bank Mega Syariah. RSI NU Demak mendapatkan pinjaman dana senilai 25 miliar untuk membangun gedung baru. Gedung baru tersebut rencananya akan digunakan sebagai ruang VVIP untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSI NU Demak.

Kontributor: Ahmad Wajih Wijdany
Editor: Mizwaruddin